Dengan melihat transaksi mencurigakan dari luar negeri tersebut, diindikasikan bahwa pelaku pembobolan rekening adalah sindikat internasional. Adapun modus yang dicurigai yaitu dengan menggandakan kartu dan mencuri data nasabah di ATM dengan memasang kamera pengintai.
"Ini sindikat internasional. Karena ada penarikan di Toronto. Membuktikan nasabah yang punya rekening di Indonesia ditarik di Toronto. Cara mengatasi kita blokir transaksi di Kanada. Sejak itu stop. Kita sudah laporkan ke BI kasus ini," ujar Wakil Direktur Utama Jahja Setiaatmadja, saat konferensi pers di Gedung Thamrin, Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2010).
Kemudian, dituturkannya, di Australia terjadi dengan total 90 penarikan. Sejak itu, barulah bank tahu ada alat untuk menggandakan.
Meskipun demikian, dia meminta agar nasabah BCA tidak panik dengan kondisi tersebut karena dirinya meyakini bahwa sistem keamanan internal perbankan masihlah sangat aman dan bukan disebabkan oleh kelalaian nasabah.
Sementara itu, bagi nasabah yang merasa dirugikan BCA berjanji untuk mengganti kerugian dalam tempo maksimal 3x24 jam setelah pelaporan.
"Bagi para nasabah ada keyakinan bahwa kerugian yang bukan karena kelalaian para nasabah pasti diganti. Kita mohon waktu 3x24 jam tapi kalau dalam pelaksanaan 1x24 jam ya bisa kita selesaikan," paparnya.
Sebelumnya, BCA mengklaim telah menerima laporan dari sekira 200 nasabahnya yang mengalami kerugian sekira Rp5 miliar.
Sumber: okezone.com
0 komentar:
Post a Comment